Dark and Bright part 2

 

dark-bright

 

Author: Mincha

Rate: NC21, M

Genre: Romance, fantasy, Yadong

Cast: Choi Sera, BTS members.

Length: Chapter

 

Sera pov

Aku menggeliat pelan terbangun dari tidurku saat aku mendengar suara berisik, aku terkejut saat mendapati Taehyung di sana sedang sibuk menyusun beberapa barang ke dalam lemari besar di salah satu sisi ruangan.

“Apa aku menggaggumu?”

Aku hanya menggeleng.

“Apa yang kau lakukan?”

Aku menatap V yang sibuk dengan sebuah ponsel dan sekotak besar tisu di sana, ia terlihat sangat sibuk mengamati ponselnya dengan salah satu tangannya dan tangan lainnya memegang selembar tissue, sepersekian detik kemudian mataku terbelalak saat tissue itu berubah menjadi sebuah kaos longgar berwarna putih.

Ottae? Kau suka? Aku sedang membuat pakaian untukmu”

Daebak! Apa aku bisa memilih pakaianku sendiri?”

Ia mengangguk sambil tersenyum dan aku bergegas menghampirinya ikut melihat ke ponselnya yang menampilkan beberapa foto baju.

“Aku ingin baju seperti ini”

Dan beberapa saat kemudian baju itu sudah ada di tangan Taehyung.

“Huaaaa….”

Aku tidak bisa menyembunyikan kekagumanku dan mulai sibuk memilih baju-baju untukku.

“Aku rasa ini sudah cukup”

Aku menatap kasurku yang penuh dengan pakaian dan mulai menyusunnya ke dalam lemari.

“Belum, kita belum memilih pakaian dalam. Coba aku lihat dulu”

Dan ting! Sepasang bra dan panty berwarna pink sudah di tangan Taehyung dan ia mencocokkan benda itu padaku.

“Ukurannya pas, kalau begitu aku akan buatkan lusinan untukmu”

Aku hanya terdiam malu menatap Taehyung yang mulai sibuk menciptakan berbagai bentuk panty dan bra untukku.

Aku selesai dengan menyimpan semua dalaman itu ke lemari sementara Taehyun duduk di sana menikmati sebuah lollipop.

“Jadi semua hal bisa jadi apapun yang kau mau?”

Ia mengangguk,

“Kau mau lollipop?”

Aku mengangguk.

“Rasa apa itu?”

Aku menatap aneh lolipopnya yang berwarna biru.

“Mints?”

“Kau ingin tahu ini rasa apa?”

Aku mengangguk dan duduk di sebelahnya. Aku merasakan tangan Taehyung menarik tengkukku dan bibirnya mendarat dibibirku. Mataku membulat sempurna tak percaya Taehyung akan melakukan hal yang menurutku sangat mengejutkan. Tangannya di tengkukku menahan agar aku tidak menghindar.

“black current”

Aku bisa merasakan rasa black current dari bibirnya yang melumat bibirku lembut. Bibirnya bergerak pelan menghisap seluruh bagian bibir bawahku kemudian lidahnya menjilat bibirku memaksa masuk, aku tidak mengizinkannya tapi kemudian ia menggigit bibirku pelan membuatku melenguh dan lidahnya berhasil masuk. Aku tidak bisa menahan diriku sendiri, meski otakku memaksa berhenti, tubuhku memaksa untuk terus dan aku berakhir dengan menerimanya pasrah.

“Sudah tahunkan permen ini rasa apa?”

Aku masih berusaha mengontrol nafasku saat ia melepaskan ciumannya dan mengucapkan kalimat itu.

“Black current”

Aku menjawabnya dan ia tersenyum puas.

“kau sangat manis, tapi aku harus bersabar. Sebaiknya kau cepat turun, kau harus mengisi perutmu setelah tidur dari kemarin”

“Kemarin?”

Aku melihat keluar jendela dan matahari bersinar sangat terik, aku menatap jam yang terpasang di dinding dan menunjukkan pukul 10.

“Mandilah, semuanya sudah menunggu”

Taehyung keluar dari kamarku dan aku bergegas memilih salah satu dari pakaian yang ada di dalam lemari itu.

 

******

Aku menatap pantulan diriku di cermin dalam balutan kaos longgar berwarna putih dan hotpants hitam yang tadi Taehyung buatkan untukku, seketika bayangan aku yang sedang berciuman dengan namja itu terlintas di otakku.

“OH damn! My first kiss!”

 

Aku keluar dari kamarku, menuruni tanggan menuju ruangan makan yang setali dengan dapur. Aku melihat Yoongi oppa sedang asik mengobrol dengan J-hope, sementara Jungkook, Jimin dan Taehyung sibuk bercanda, kemudian aku menemukan Namjoon tengah membaca sebuah Koran dengan kacamatanya, sontak aku langsung menyilangkan tangan di dada mengingat ia bisa saja melihatku.

“Tenang saja, ia tidak akan melihatmu, ia akan memakai kaca mata itu agar kau bisa memiliki privasi atas tubuhmu”

Aku bernafas lega kemudian menghampiri Jin oppa yang bicara sambil sibuk dengan masakannya.

“Kau bisa memasak?”

Ia tersenyum dan aku berdiri di sebelahnya agar bisa melihat lebih dekat hasil karyanya. Ia mengambil satu sendok dari makanannya itu dan mengarahkan ke mulutku.

“Cobalah…”

Aku memasukan sendok itu ke mulutku dan mengangguk.

“Enak”

Ia hanya menatapku tidak bergeming. Dan sepersekian detik kemudian aku bisa merasakan lidahnya menjilat sudut bibirku membuat aku berdiri membeku.

“Enak”

Dan ia tersenyum setelah kata singkat itu.

“Hyung… kau curang!”

Aku menatap Jimin yang protes dengan aksi Jin oppa barusan, sebenarnya aku juga ingin protes tapi jika aku membahasnya akan membuatku lebih malu, jadi aku memutuskan untuk diam dan beralih duduk di sebelah Yoongi oppa.

“Bagaimana tidurmu?”

Heosok bertanya dengan senyum yang selalu mengukir di wajahnya.

“Aku tidur sangat nyenyak sampai tidak sadar betapa lamanya aku tertidur”

“Sepertinya obatku bekerja dengan baik”

“Kau memberiku obat tidur?”

“Untuk kebaikanmu”

Kemudian Jin oppa mulai menyajikan makanannya di hadapan kami.

“Bukankah kalian vampire? Tidakkan vampire minum darah? Setahuku vampire tidak makan seperti ini”

Aku bertanya sambil menatap sup kimchi dihadapanku.

“Kau terlalu banyak membaca novel fiksi. Penulis tidak tahu bagaimana hidup kami yang sebenarnya, jadi jangan percaya dengan tulisan mereka. Kami minum darah, tapi hanya sesekali untuk memenuhi kebutuhan saja, kami masih makan seperti manusia meski harus makan dalam jumlah yang dua kali lipat”

Dan kemudian aku menyadari mangkuk masing-masing dari mereka sangat besar, lebih cocok disebut panci.

 

Setelah makan aku duduk di sofa dan satu persatu dari mereka mulai duduk di sekitarku, aku yakin Jin oppa akan melanjutkan penjelasannya yang sempat terputus kemarin.

“Apa kau sudah siap dengan kelanjutannya?”

Jin oppa duduk di sebelahku setelah semua orang berkumpul.

Aku mengagguk mantap menanggapi pertanyaannya.

“Seperti yang Heosok katakan saat itu, sebagian dari jiwa kami ada padamu. Kami harus memastikan Jiwa kami penuh sesekali agar rasa haus terhadap darah tidak datang, karena jujur saja kami bukanlah klan yang terlalu suka meminum darah. Satu-satunya cara untuk bisa merasakan jiwa yang penuh adalah dengan memasukimu”

“Ne?”

Aku bersumpah aku tidak mengerti apa yang ia ucapkan tapi otakku bekerja sangat cepat dan bergerak ke arah yang negative.

“Tepat seperti yang kau fikirkan”

Aku menelan ludahku bersusah payah kemudian menatap satu persatu namja ini dan mereka balik menatapku dengan tatapan seolah mereka siap menyerangku kapan saja.

“Tenang saja, kami tidak akan melakukannya sekaligus. Kita akan bagi dengan sangat adil…”

Ucapan Namjoon membuat bulu kudukku merinding dan aku mulai berfikir tak waras.

“Satu hal lagi yang harus kau tahu, setiap kau melakukannya dengan salah satu dari kami, maka kekuatan spesialnya akan mengalir padamu karena jiwanya tersimpan di dalam dirimu. Jadi kau harus berhati-hati karena klan lain akan sangat menginginkanmu. Sebab kau bisa saja menguasai beberapa kekuatan, meskipun sangat mustahil bisa memiliki semuanya, karena biasanya kekuatan yang kau dapatkan bisa saja memudar saat kau berhubungan dengan member lainnya, kekuatan yang kau miliki tergantung pada dengan siapa kau melakukannya dan bagaimana kau memanejnya”

“VIXX akan sangat membutuhkanmu untuk menghancurkan kami, karena itulah kau harus tetap berada di kastil ini, sebab ini adalah tempat yang paling aman”

Aku mengangguk paham dengan penjelasan Jin oppa.

“Sekarang ayo kita bagi… karena kita bertujuh jadi setiap orang memiliki satu hari penuh, dimulai dari hari senin”

Taehyung meletakkan sebuah botol di atas meja dan mulai memutarnya.

“Jungkook”

Wajah namja itu berbinar sempurna.

“Apa Jungkook tidak terlalu kecil untuk hal seperti ini?”

“Chogiyo noona. Meskipun usiaku terhenti di 18 aku sudah menjadi vampire sejak lima tahun yang lalu, jadi sebenarnya aku masih lebih tua darimu, meskipun aku harus menunggu seratus tahun usia manusia untuk bisa mencapai usia 19 vampirku, aku tetap sudah cukup umur di usia manusia”

Kemudian Jungkook memutar lagi botol itu.

“Jimin, selasa”

“Heosok, Rabu”

“Taehyung, kamis”

“Namjoon, Jumat”

“Suga, sabtu”

“Itu artinya aku hari minggu”

Mereka tersenyum sumringah sementara aku hanya menelan ludahku ngeri, nasibku ditentukan oleh botol ini.

“Itu artinya hari ini kau akan bersamaku”

Jin oppa mengucapkan kalimatnya dengan senyum lebar dibibirnya.

“Jadi sudah berapa kali kau melakukannya? agar aku tahu seberapa jauh aku malam ini”

Mataku membulat sempurna menatap Jin oppa yang berbisik di kupingku tapi aku yakin semua orang masih bisa mendengarnya. Aku tak berani menatap siapapun hanya berani melihat ke lantai.

“Belum pernah”

Suaraku hampir tak terdengar saat mengucapkannya.

“MWO????!!!!”

Mereka setengah berteriak membuat telingaku hampir tuli.

“Wae??? Aku ini yeoja baik-baik! Lagipula aku juga belum memiliki kekasih, jadi aku rasa wajar saja”

Jin oppa menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

“Kau harus menikah dengan kami semua”

“NE???”

“Itu sudah peraturannya”

“Taehyung, buatkan gaun pengantin untukknya, dan kalian semua gantilah pakaian dengan stelan yang layak untuk seorang pengantin pria”

Kemudian Taehyung menariku kembali ke kamarku dan mulai sibuk dengan ponselnya mencari gaun yang cocok untukku. Aku hanya menurut masih bingung dengan apa yang mereka lakukan.

“Aku tidak percaya kau masih virgin, jangan bilang tadi pagi itu adalah ciuman pertamamu”

Aku mengangguk dan Taehyung menganga sempurna karena terkejut.

“Tapi kenapa harus menikah?”

Aku bertanya pada Taehyung yang masih sibuk dengan ponselnya.

“Karna seorang yeoja virgin harus diperlakukan dengan terhormat”

Kemudian ia mulai sibuk dengan wajahku.

“Aku tidak tahu kau bisa memakaikan make up”

Ia tersenyum.

“Aku tidak bisa, aku hanya memakaikanmu bedak dan akan mengubahnya menjadi makeup yang indah”

Dan aku mulai merasa mataku berat oleh bulu mata palsu dan bibirku tebal oleh lipstick. Aku menatap pantulan wajahku di cermin, makeupnya sangat sempurna.

“Sekarang gaunnya”

Taehyung berdiri dari posisi duduknya kemudian menyentuh sebuah kursi dan seketika kursi itu berubah menjadi sebuah patung manikin dengan gaun pengantin yang indah membalutnya.

“Huaaa… yepputa…”

Aku menyentuh gaun ini menganggumi keindahannya.

“Sekarang buka bajumu!”

“Ne? Tapi aku bisa melakukannya sendiri”

Aku menjawab pertanyaan Taehyung sambil melipat kedua tanganku di dada.

“Oh ayolah, gaun ini sangat berat dan kau tidak akan bisa memasang resletingnya sendiri, tenanglah aku masih akan menghormati kevirginanmu, oke?”

Aku menatap Taehyung dengan ragu hanya berdiri di sana.

“Baiklah, kalau begitu aku akan membantumu”

Ia menarikku ke dekat patung itu yang berada di depan cermin, ia berdiri tepat di belakangku dan aku bisa melihat pantulan bayangan kami di cermin yang ada dihadapan kami.

Aku menahan kaosku saat Taehyung mencoba menariknya.

“Noona, kita bisa terlambat jika terus bertengkar masalah ini dan hyung akan marah padaku”

Aku menyerah dan akhirnya Taehyung berhasil meloloskanku dari kaos itu dan melepaskan hotpantsku dengan cepat. Aku bisa merasakan Taehyung menatapku di cermin yang ada tepat di depan kami. Ia diam tidak bergerak membuat pipiku semakin merah.

“Taehyunga…”

Dan seketika aku merasakan bibirnya yang basah menjalar dileherku memberi sensasi aneh ke perutku.

“Taehyunga…”

Ciumannya dileherku berubah menjadi gigitan-gigitan halus dan tangannya memeluk perutku erat membuat punggungku menyetuh dadanya.

“Akh…”

Aku tidak bisa menahan suaraku saat ia menyentuh dadaku dan meremasnya pelan.

“Taehyunga, kita bisa terlambat”

Butuh waktu cukup lama sampai kalimatku berhasil ia cerna dan ia melepaskanku.

“Mian, sulit sekali menahan diri saat melihatmu seperti ini”

 

 

Tak lama kemudian kami selesai dengan gaunku dan aku sibuk menatap diriku di cermin sementara Taehyung masih sibuk dengan tuxedonya.

Saat aku keluar dari kamarku aku bisa melihat enam orang namja dengan Tuxedo hitam mereka, OH MY GOD!!!! Mereka luar biasa tampan. Menyadari keberadaanku semuanya beralih menatapku, apa itu? Terpesona? Itu artinya Taehyung memilihkan gaun dan makeup yang tepat untukku.

“Kau cantik sekali”

Aku bisa mendengar bisikan Yoongi oppa saat ia menarikku ke dalam rangkulannya. Kami butuh berteleportasi agar bisa sampai di tempat pernikahan lebih cepat.

 

*************

Aku sibuk membersihkan satu persatu make upku menampilkan lagi wajah asliku. Suara hujan di luar sana menarik perhatianku, Aku berjalan menuju jendela kaca besar kamar Jin oppa menatap hujan di langit malam yang turun sangat deras.

Aku tak percaya hidupku berakhir di sini, semua ini terasa seperti mimpi. Aku seolah sedang menaiki rolecoster yang membawaku ke tempat asing dan menjebakku. Aku tidak punya pilihan apapun selain terjebak di sini.

“Aku tidak bisa membaca pikiranmu, terlalu kusut”

Aku merasakan sepasang lengan memelukku dari belakang.

“Tidak ada, hanya terkejut saja. Kau tahu? Menikah secara tiba-tiba dengan tujuh namja sekaligus. Ini gila”

Aku bisa merasakan ia terkekeh pelan di belakangku. Bulu kudukku merinding saat ia menghembuskan nafas beratnya di leherku.

“Kau sendiri yang sudah memutuskannya”

Suara Jin oppa yang terdengar serak menerpa pipiku membuat kupu-kupu beterbangan bebas diperutku. Tak lama kemudian tangannya lepas dari perutku saat ia membalik tubuhku untuk menghadap ke arahnya.

“Wajah polos ini lebih cantik”

Ia sibuk mengamati wajahku dengan matanya sementara jemarinya menyentuh pipiku lembut kemudian bergeser mengusap bibirku.

Bibir Jin oppa yang tebal menghisap penuh bibir bawahku, merenggutnya perlahan memberikan sensasi luar biasa di sana. Dibandingkan ciuman V, ciuman Jin oppa lebih lembut dan sangat berhati-hati membuatku tidak sabaran. Aku mengalungkan tanganku dilehernya saat ia menarikku lebih rapat pada tubuhnya.

“Pertama, kita harus selesaikan dulu gaun ini”

Aku menatap tubuhku yang terbalut gaun pengantin, ia tersenyum sejenak sebelum tangannya bergerak kepunggunggku, menjalar dengan pelan dari pinggang menuju resletingnya. Aku semakin gugup saat aku mendengar suara resleting gaunku sendiri yang terus bergeser kebawah hingga ke titik terakhirnya, dan dalam satu tarikan gaun itu terjatuh ke lantai meninggalkan tubuhku yang hanya terbalu bra dan panty berwarna pink pagi ini.

“Kau memilih warna yang tepat”

Pipiku memanas saat ia mengamati tubuhku terlalu berlebihan membuat tanganku perlahan melipat di dada mencoba menutupnya, tapi kemudian Jin oppa meraih tanganku itu dan menarikku ke ranjanngnya yang besar. Seprainya yang lembut menyentuh kulitku saat ia mendorongku pelan di ranjangnya memilih untuk menindihku, setengah melayang di atas tubuhku dengan kedua lengannya sebagai penahan agar ia tidak menghimpitku.

Ia menatapku sejenak sebelum akhirnya menciumku, tidak seperti tadi, ciumannya kali ini lebih terburu-buru dan aku bisa merasakan deru nafasnya yang sudah tidak teratur lagi. Aku memukul dadanya pelan memintanya melepaskanku,

“Udara, aku butuh udara”

Aku yakin ia bisa mendengar jeritan hatiku saat ini sehingga ia melepaskan bibirnya dariku. Aku masih terengah-engah saat ciuman basahnya menerpa leherku membuat lenguhan-lenguhan kecil terlepas dari mulutku. Aku mencoba menahannya dengan menggigit bibirku tapi gagal saat ia secara tiba-tiba meremas dadaku. Bibirnya kembali di bibirku dan aku bisa merasakan ia tersenyum saat aku mengalungkan tanganku di lehernya menariknya lebih rapat denganku.

“Apa kau pernah melihat hal ini sebelumnya? Kau tidak terlalu buruk untuk seorang pemula”

Ia berbicara dengan bibirnya yang hanya berjarak satu sentimeter dari bibirku sehingga aku bisa mencium aroma stroberi dari nafasnya. Aku hanya menggigit bibir bawahku malu dengan pertanyaanya.

“Aku pernah melihatnya dalam adegan film, dan aku juga suka membaca hal semacam itu”

Ia terkekeh pelan kemudia mengecup puncak hidungku.

“Gadis nakal”

Kemudian ia kembali sibuk dengan bibirku, aku tahu ini gila, tapi aku bersumpah ini sangat menyenangkan.

Aku tidak tahu sejak kapan tubuhku benar-benar tidak dibalut oleh apapun, aku terlalu sibuk dengan ciumannya saat ia sudah berhasil melepaskan bra dan pantiku. Ia berdiri berlutut di antara kedua kakiku, menatap tubuhku yang terekspos dan menjilat bibirnya. Oh My God, untuk pertama kalinya aku telanjang di depan seorang namja. Ia melepaskan dasinya membuangnya di lantai, kemudian melepaskan satu persatu kancing kemeja putihnya. Aku menelan ludahku saat tubuh bagian atasnya benar-benar terlepas dari pakaiannya. Ia tersenyum dengan salah satu sudut bibirnya kemudian mulai melepas gesper dan semua hal yang menutupi bagian miliknya, aku memalingkan wajahku saat aku melihat benda itu berdiri tegak dihadapanku. Mulutnya kembali di mulutku dan tangannya menjelajahi seluruh tubuhku. Aku terkesiap saat merasakan salah satu jarinya bergerak naik turun di klitorisku, aku melepaskan bibirnya dan mulai sibuk berteriak tidak jelas. Aku sampai pada orgasme pertama dalam hidupku dibawah jemari namja ini. Aku masih terengah-engah saat ia sibuk mengurut miliknya dan kembali menciumku panas.

“AAAAAAAAakhhh”

Ia bergerak sangat pelan memasuki diriku, aku memukul bahunya keras karena rasa sakit yang mendera bagian tubuh bawahku. Aku bisa merasakan sebulir air mata jatuh di pipiku saat ia berhasil masuk dengan sempurna.

“Aku bisa merasakan jiwaku penuh, akhirnya…”

Aku membuka perlahan mataku yang sempat menutup karena menahan rasa perih. Aku menatap Jin oppa, matanya berkilau dan warna hitamnya berubah menjadi merah, matanya menjadi lebih gelap dan ia terlihat berbeda dengan Jin oppa yang aku kenal, apa ini wujud aslinya?

Ia kemudian menatapku dengan mata merah itu, jujur saja ia sangat menakutkan.

“Mian, aku terlalu terburu-buru. Aku tidak ada minum darah sebelum menyerahkan sebagian jiwaku padamu, aku menjadi sangat lemah, dan sekarang rasanya luar biasa. Tapi aku belum selesai, aku harus menaiki puncakku agar aku bisa bertahan hingga minggu depan”

Aku melihat smirk di wajahnya sebelum akhirnya ia kembali menciumku.

“MMMMhhhhhh….”

Aku melenguh dalam ciummannya saat ia mulai bergerak tidak teratur dengan kecepatan yang terus meningkat, okey ini jauh lebih nikmat dari hanya sekedar jarinya saja. Aku bisa merasakan dinding-dinding vaginaku mengurut miliknya semakin kuat membuat erangan lepas dari mulutnya yang begitu manis. Ia tidak menciumku lagi, fokus pada bagian tubuhnya yang ada di dalamku. Tanganku meremas erat seprainya saat aku mencapai puncakku dan mataku berkunang, aku baru saja menaiki surga.

 

 

 

 

Leave a comment